Minggu, 31 Oktober 2010

Merangkul aku dengan bayangmu


Sepasang bola mata memandangku dari kejauhan, mengikutiku disetiap derap langkah, disetiap ayunan tanganku dan di setiap kedipan mataku, bahkan setiap hembusan nafasku. Memandang jauh diriku dari balik sudut itu, tak mampu ak menyentuhnya, melihatnya pun tak pernah. Dia tak menampakkan sosoknya, aku takut. Pikiranku menggelayut, bulu kudukku berdiri saat teringat akan dirinya. Entah, sampai kapan dia berada disisiku.. dan tak mau pergi dariku..
Siang itu, sepiring nasi masih berada di atas piring di depanku, menanti untuk kuhabiskan. Kupegang sendok dan garpu, aku mainkan diatas piring dengan nasi dan telur. Tinggal beberapa suapan sampai tak ada nasi tersisa di piring itu. Ku mainkan lagi sendokku, tengok kanan tengok kiri ternyata tak ada nasi tersisa di piring teman-temanku. Hanya tinggal aku. Hah,”aku malas menghabiskannya” pikirku dalam hati. Kubalik sendok dan garpuku, dan aku letakkan. Ku pandang kedepan, dia nampak lagi, bayangannya. Memandangku dari jauh dan melihat ke arah piring di depanku. Aku lihat, dan dengan cepat aku angkat kembali sendok itu. Hanya hitungan menit, semua nasi dipiringku habis. Aku angkat kepalaku, dan seketika dia sudah menghilang.
Selalu, dimanapun aku, disitu ada dirinya, mencoba tetap mengawasiku, bagai mata-mata yang sengaja dikirimkan untuk mengawasi gerak-gerik oknum tertentu. Yah, bagai terdakwa yang berada dalam masa percobaan..Tak separah itu kawan, tapi hampir seperti itu..

Sabtu, 30 Oktober 2010