Selasa, 13 Desember 2011

CUKUUUUUUP!!!

Akupun ingin sendiri berpikir tenang dan merasa nyaman di tempat yang memang seharusnya aku merasa nyaman. Hah, ini tak hanya sekali, sudah berulang kali terjadi. Tahukah? Aku ingin sejenak merasa tenang dan nyaman. Apa itu permintaan yang susah? Aku tak ingin seharian, hanya beberapa jam, itupun terpotong oleh jam tidurku.  JUST SIMPLE..!! Hanya sebatas itu.

Aku ingin bisa makan dengan tenang, melakukan semua yang kuinginkan di tempatku berada. Apa itu salah? Apa itu muluk-muluk? TIDAK bukan?  Ini tempatku dan seharusnya aku bebas melakukan apapun. Okelah, tak apa sesekali aku membagi tempatku, namun itu tak berarti aku membiarkan tempatku bebas tanpa batasan. BUKAN..

Tolong, mengertilah posisiku, berikan sedikit waktu untukku, aku tak melarang tempatku untuk dikunjungi, tidak. Tapi sekali lagi tolong.. Mengertilah..

Aku sampai tak makan malam ini, padahal sudah begitu indahnya rencana makan yang kususun bersama temanku. Mendengar  tawa yang begitu puas, membuatku tak lagi ingin makan, walaupun cacing di perutku masih meronta meminta asupan. Aku memilih diam, tidur, walaupun sebenarnya sama sekali tidak tidur. Namun, aku memilihnya. Setidaknya itu bisa menenangkan hatiku yang begejolak.

Rumah Kedua, IM-K4

Diiringi suara perut yang lapar

13/12/2011

21.14 WIB

Perang 1

              Kursi ini ternyata kering, tidak basah seperti yang teman-temanku katakan. Yah, julukan itu memang suatu kata yang tak berdasar. Asal mula julukan itupun dari kejadian yang biasa saja, namun saking biasanya membuat julukan itu selalu melekat di hati kami. Lucu memang, dan itu mungkin akan menjadi satu kenangan indah dalam MI 2010 sampai kapanpun.

               Aku duduk di kursi ini, termenung melihat beberapa kelompok temanku yang sibuk mengerjakan prototyping tugas RPL2. Sedangkan si Empunya kursi, entah pergi kemana, meninggalkan si kerudung merah di sampingnya. Prototyping mereka memang sudah selesai dengan lancer, berbeda dengan prototyping kelompokku yang entah sampai dimana kemajuannya. Apakah sudah bias berjalan? Atau masih merangkak, duduk, atau justru tidur dengan nyenyaknya? Aku tak tahu.

                Bukannya aku tak peduli. BUKAN. Jelas itu bukan sikapku. Namun, aku memilih untuk sejenak meninggalkan singgasanaku. Sebenarnya sejak tadi malam aku ingin mengurangi sikap menyebalkan dari diriku. YA, aku memang menyebalkan. Dan mungkin tak semua orang bisa menerimaku dengan sikap menyebalkanku itu.  Dan setelah aku berinisiatif untuk menguranginya justru sikap menyebalkanku itu muncul dengan kapasitas yang melebihi kuota. Bayangkan saja, tak hanya mengurangi, namun sikap menyebalkan itu membuatku harus terusir dari singgasanaku dan meninggalkan temanku sendirian.

              Mungkin terlalu cepat respon yang kuambil hingga tak memikirkan dampaknya, oh biarlah penyesalan memang datang terlambat. Sebenarnya aku sudah menyuruh penyesalan tak datang, namun dia masih saja datang.  OK, selamat datang penyesalan. Biasanya penyesalan datang bersama dengan kata maaf, kata maaf yang mengiringi kedatangan karyawan.

              Benar saya  Benar, saya  menyesal namun saya belum minta maaf. Itu salahku. Namun menurutku tak semuanya salahku, dia setidaknya mengganggapku. Memang aku tak sepandai dia, tapi aku juga bias memikirkan yang terbaik untuk kelompok kami.

               Susah memang menyatukan pendapat dengan orang lain. Aku sudah mencoba mengerti namun jika masih seperti ini itu terserah Anda.

Sabtu, 10 Desember 2011

Allah bersamaku


Allah bersamaku,  aku akan selalu kuat
Ketika aku merasa terpuruk dalam keadaan yang tak aku harapkan, maka aku akan kembali bangkit, akan sekuat tenaga menghadapinya dan membuat keadaan itu bersahabat denganku.

Allah bersamaku, hidupku akan selalu berwarna
Sejauh apapun aku pergi berjuang, Allah akan memberikan orang-orang yang menyayangiku dimanapun aku berada.
“ Orang yang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halaman. Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang. Merantaulah karena kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan. Berlelah-lelahlah karena manisnya hidup akan terasa setelah lelah berjuang ( Imam Syafi’i).”

Allah bersamaku, aku akan selalu tersenyum
Sepahit apapun hidup, sesakit apapun hati ini dan sesedih apapun itu, aku akan tersenyum. Untuk diriku, untuk orang-orang yang menyayangiku dan terutama untuk Allah yang tidak suka melihatku bersedih.

Allah bersamaku, aku akan selalu bahagia
Aku akan bahagia melihat  saat ini Allah menitipkan sebagian nikmatNya  kepada saudara-saudaraku. Dan aku akan bersyukur atas apa yang saat ini aku miliki.
  
 Allah selalu bersamaku, aku akan sangat sangat beruntung
Aku akan beruntung karena aku tak sendirian menghadapi hidup. Ada Allah yang selalu memberikan ketenangan dan jalan untukku menjalani kehidupan. Ada Allah yang membantuku menyelesaikan  masalah, dan ada Allah yang memberikan segala yang terbaik untukku.

Dan  Allah selalu bersamaku, maka saat ini dan selamanya aku tak akan melepasNya ..

Untuk kalian yang sedang berperang menghadapi tugas yang menumpuk, kegalauan hati,  dan antek-anteknya, tersenyumlah karena kalian tidak sendiri, ada Allah yang selalu bersama kalian. Dan Jika kalian mengeluh atas diri kalian dan apa yang terjadi pada hidup kalian, jangan segan untuk datang kepadaNya, luapkan apa yang ada dalam hati kalian, katakan apa yang kalian harapkan, dan mintalah bantuan kepada Allah. Allah tidak akan membiarkanmu sendirian. Allah akan selalu bersamamu, ada di hatimu ^^

Rumah Kedua, at IM-K4
10/12/2011
23.01 WIB