Selamat malam sahabat..
Ada satu pertanyaan untukumu. Apa kau masih memikirkan tentang arti sebuah kata ikhlas? Aku harap tidak. Sebagai gantinya malam ini aku akan memberikan satu kata baru untuk topik kita. Satu kata ini aku dapatkan dari sahabat kita, hari ini dia mengajarkan tentang kesabaran. Satu kata yang erat kaitannya dengan kata ikhlas. Begitu dekatnya kedua kata itu bahkan kita sering mendengar kedua kata itu diucapkan beriringan dalam satu kalimat.
Hari ini sahabat kita berkeluh kesah kepadaku atas kekecewaan yang dia rasakan. Tahukah kamu? Dia hampir saja memetik buah manis hasil dari kesabaran yang telah ditanamnya belakangan ini. Namun seketika hanya gurat kekecewaan yang menghiasi wajahnya. Dia terlampau kecewa, sedih bahkan rela membuang air matanya hanya karena keinginan untuk bersabar. Mungkin jika dia tidak memaksa dirinya untuk bersabar, maka tak kan ada air mata yang keluar. Namun dia terlanjur bertekad untuk bersabar karena dia harap dengan kesabarannya itu bisa mengubah hati seseorang. Ketika dia bertanya apa yang harus dia lakukan? Aku hanya menjawab lakukan seperti yang kau inginkan.
Begitulah kesabaran, susah untuk dilakukan. Tak semua kesabaran akan berbuah manis, karena tak hanya dengan kesabaran bisa mengubah hati seseorang. Jika kau sudah lelah untuk bersabar maka saat itulah untukmu memutuskan untuk berusaha melepaskan. Kenapa? Karena kesabaran itu ada batasnya. Tuhan memberikan batas kesabaran bagi kita, karena Tuhan sayang kepada kita. Tak mau kita bersembunyi dibalik kata sabar padahal sebenarnya kita yang tak siap menerima kenyataan. Seakan-akan kita melakukan kesabaran yang tidak selayaknya ada.
Tidak selayaknya ada. Yah, begini jelasnya. Ketika kita masih menginginkan seseorang, kita akan selalu bersabar dalam penantian. Walaupun kita sendiri tidak tahu kapan penantian itu berakhir. Membuat kita menutup diri dari segala kemungkinan yang ingin masuk ke dalam hidup kita. Padahal mungkin diantara kemungkinan-kemungkinan itulah Tuhan menyelipkan apa yang sebenarnya kita cari. Mungkin disanalah kebahagiaan kita berada. Bukan di penantian kita yang tidak tentu.
Jika kita bersikap sabar itupun tidak salah sahabatku. Bahkan Tuhan pun senang dengan orang-orang yang sabar, innallaha ma’a shabirin. Dan kau juga tau bahwa saat ini aku masih dalam penantianku, yah tiang dari sebuah penantian adalah kesabaran. Namun aku tak ingin terbelenggu dalam kesabaran dalam penantian yang susah untuk aku lepaskan.
“ Ketika kau memilih untuk bersabar maka kau harus siap dengan segala resiko. Akan banyak hal yang datang untuk menguji kesabaranmu, dan ketika kau mulai goyah yang harus kau lakukan adalah buka matamu, keluarlah dari selimut kenyamananmu. Lantas kau akan bisa memilih masih bersabar dalam penantian atau berusaha memulai suatu perubahan. Karena sesungguhnya hanyalah perubahan yang abadi.”
#terinspirasi kisah seorang sahabat ..
15/08/2011 19.06 WIB
Ditulis ulang setelah lepi selesai di repair
Meja belajarku semasa dulu
Kamarku di rumah
20/08/2011
21.53 WIB