Selasa, 12 April 2011

Ketika kerang tersapu ombak


Menulis, suatu pekerjaan yang sering mengisi waktu kosongku. Bukan sekedar menggerakkan tanganku dan menggoreskan tinta pada lembaran kertas putih yang tenang, namun menulis adalah suatu cerminan perasaan atas apa yang saat ini ada di pikiranku. Entah senang, sedih, ataupun kesal, semua terungkap tanpa tabir penutup dalam bentuk tulisan. Suatu hasil yang tak bernyawa namun bisa membuat lapang hati yang tengah resah.
Aku menulis bukan untuk pamer, bukan sok sebagai penulis, atau menginginkan orang lain tertarik dengan tulisanku dan berdecak kagum menjadi penggemarku. Terlalu jauh tampaknya jika itu yang aku pikirkan. Yang aku tahu, aku menulis karena aku suka dan aku butuh untuk mencurahkan semua isi hatiku, karena aku yakin tinta tak akan berdusta dan tinta mau merangkai setiap goresan tanganku, sedangkan kertas mau untuk setia menampung sebanyak apapun keluh kesahku padanya.
Aku mulai tak mengerti jalan pikiranku, satu persatu  mulai kuubah apa yang selama ini menjadi kebiasaanku. Mencoba untuk menjadi yang terbaik seperti yang diinginkan orang lain memang tak mudah jika itu harus mengingkari jati dirimu. Sampai kapan aku bisa bersikap seperti ini? Tidak menjadi diriku yang sebenarnya ketika berhadapan dengannya. Salah memang, aku sangat sadar akan kekeliruanku dalam bersikap namun aku tak bisa mengelak karena itulah yang terjadi saat ini dan entah sampai kapan.
Mengerti, aku mencoba mengerti tentang semuanya. Mengendalikan egoku dan bersikap wajar. Hanya sebatas kabar dari segala macam kesibukannyalah yang aku inginkan, bukan untuk selalu memberikan laporan kepadaku. Ketahuilah, aku tak seheboh itu yang ingin mengetahui sedetail apa aktivitasmu disana.
Dimengerti,  aku ingin dimengerti, setidaknya tahu apa yang aku harapkan dan melihatnya mencoba mengerti perasaanku pun sudah cukup. Aku tak pernah meminta lebih, namun sedikitpun aku belum mendapatkannya.
Seperti seorang lakon dalam kisah-kisah drama, itu yang aku rasakan saat ini. Semua orang melihat dengan persepsi mereka masing-masing, tersenyum ketika mulai mengodaku dengan kata-kata konyol. Aku pun tersenyum, dalam hatiku sedikit tertawa, menertawakan mereka yang sebenarnya tertipu oleh apa yang tampak di luar. Keadaannya tak seperti yang kalian lihat, hanya sebatas kamuflase.
Malam ini sebagai puncak segala kegudahanku, disaat aku mulai mencoret satu persatu deretan angka yang berbaris rapi, disaat teman-teman mulai melipat satu persatu jarinya, kenyataan berubah tak seperti yang aku harapkan. Ini sungguh tak biasa, biasanya hanya beberapa jengkal waktu yang kubutuhkan untuk kembali tersenyum, sedangkan  kali ini belum juga nampak seberkas sinar pembawa keceriaan itu. Dirinya laksana sebuah kerang kecil di hamparan pasir yang tersapu oleh deburan ombak. Sesekali kerang itu larut tergulung ke tengah laut oleh sapuan ombak, namun tak jarang ia kembali ke pantai, menampakkan dirinya oleh deburan ombak lain yang membawanya kembali. Begitulah dirinya, disaat terlihat begitu sangat indah dan berkesan sedangkan disaat hilang terasa benar-benar hilang tanpa jejak.
Sedangkan aku memilih menjadi seekor burung yang terbang di hamparan awan putih. Terbang kemanapun yang aku inginkan, sesekali singgah untuk melihat keadaan sekitar dan untuk melihatnya. Aku ingin selalu bisa melihatnya yang entah berada di luasnya samudra atau terdampar di lembutnya pasir pantai. Menjadi sosok yang selalu memperhatikanku, aku memang tak secara terang-terangan mengepakkan sayapku dan turun disampingnya, namun perlu kau tahu sejauh apapun aku terbang akan selalu melihat ke bawah.

Aku saat ini hanya bisa menggantungkan semuanya pada Tuhan, aku memilihnya untukku, tak tahu dia memilih siapa untuk dirinya, namun aku berharap Tuhan memilihkan kami untuk bersama. Biarkan waktu menjawab segala kegundahanku, dan masa depan berpihak kepadaku dan selalu menunggu untuk melanjutkan ceritaku sedangkan masa lalu hanya tahu apa yang selama ini terjadi. “

Hope tomorrow will be better and I can solve it by my self, Just pray to Allah, Please, give me Your miracle,
I believe themiracle, It’s true and I need it now..
Tomorrow when I open my eyes, I hope everything will be okey..

2 komentar:

  1. Cintaaaa....itu...butaaa (Armada)

    Cinta matii...harus dijaga sampai mati...(Mulan J)

    BalasHapus
  2. huu, maaf ya bukan ajang pencarian bakat ni, jdi nyanyinya jgan disini.. :P

    BalasHapus