Kamis, 01 Maret 2012

AKU

Aku tidak ingin dimengerti secara berlebihan, aku tidak ingin dilebihkan dalam sebuah pengertian. Aku tidak ingin neko-neko kok.
 Aku ingin ada seseorang yang mengertiku tanpa aku harus menjelaskan. Melihatku dengan cara yang berbeda dari orang lain karena  yang tampak di luar belum tentu mewakilkan apa yang sebenarnya dirasakan.  Ekspresi bisa diatur,  bibir bisa tersenyum walau hati menangis, semua sangat mudah dilakukan bahkan sudah menjadi hal yang bisa bagi para pelaku panggung. Tak terkecuali aku. Bukankah banyak orang yang berkata bahwa dunia adalah panggung sandiwara.  Dengan kata lain kita semualah pelaku panggung itu.
 Aku ingin seseorang melihatku tidak dari ekpresiku, namun melihat dari mataku. Karena apa? Karena mata itu tidak bisa bohong.  Mata itu mewakili hati. Jika hati tidak dapat dilihat dari luar karena keterbatasannya, maka mata adalah perpanjangan dari hati.  Mata yang akan membantu hati mengungkapkan perasaannya.
 Dan aku ingin akan ada seseorang yang mengatakan “Aku tahu kau sedang tidak baik” walaupun saat itu aku mengatakan bahwa “Aku baik-baik saja”.
 Hanya seseorang yang telah mengenalku lebih dari orang lain, yang bisa mengertiku ..
               
               
                Tersadar,,
Ternyata saya agak rumit sodara  sodara. Oleh karenanya, mungkin hanya orang orang terpilihlah yang bisa mengerti kondisi kejiwaan saya dengan sangat baik. Yaitu orang orang yang tidak akan tertipu oleh ekspresi penipuan saya, HEHE.. Namun serumit-rumitnya saya, ternyata masih ada beberapa orang yang selalu mengertiku lebih dari yang aku tahu, dan yang begitu manis adalah ketika aku tahu bahwa mereka begitu mengenalku karena hal-hal sepele. Benar-benar sepele namun akan selalu teringat.
               
                Untuk mereka, terima kasih telah menjadi seseorang  itu . . .