Minggu, 29 Januari 2012

Kisah 1

Jika sebelumnya aku pernah membaca  kalimat “ Pernah merasa tak berarti ? Hanya setitik debu diantara orang banyak, dan kau berada disitu.” Namun sekarang aku ingin menuliskan tentang “ Pernah merasa berarti ? Menjadi setitik cahaya di hati seseorang, dan kau berada disitu ?”

                Seseorang pasti akan sangat berarti bagi orang lain. Entah satu, dua, ataupun bagi banyak orang. Namun tak semua orang menyadari bahwa dia akan sangat berarti bagi orang lain. Dan aku mungkin termasuk dalam seseorang itu.  Entah memang berarti atau tidak, hanya dia dan Allah yang tau. Aku hanya tau bahwa mungkin dia menjadikanku orang yang berarti baginya.
                Malam itu, aku hampir meneteskan air mata. Membaca sebuah note singkat darinya. Begitu manis, dan bijaksana. Aku tak menyangka bisa menjadi seseorang yang beruntung karena mendapatkan note itu. Hanya sebuah insiden yang menurutku tak begitu besar.  Aku bersyukur. Jika tidak karena insiden kecil itu mungkin aku tak tahu betapa baiknya dia. Aku beruntung bisa menjadi seseorang yang dalam note itu. Aku beruntung bisa mendapatkan doa disetiap sujudmu, dan aku beruntung karena kau selalu menjagaku.
                Beberapa menit aku terdiam, mulai merasakan. Aku yang sangat terlambat menyadarinya. Entah, mungkin memang aku yang tidak peka. Apapun itu, namun saat ini aku mengerti karena  Tuhan memberiku kesempatan untuk melihat semua ini. Sungguh, aku tak mampu berbuat apapun. Bahkan untuk membalas semua kebaikanmu pun aku belum bisa. Aku saat ini sedang mencoba menjadi yang terbaik untukmu. Membuatmu bahagia dengan caraku. Mungkin  aku tak bisa sebaik diirmu, semanis dirimu, namun biarkan aku melakukannya dengan caraku. Biarkan ini berjalan seperti  aliran sungai. Berjalan tenang, terlihat begitu damai namun dan mempunyai akhir. Biarkan Dia yang mengaturnya, menunjukkan tempat dimana semua akan berakhir. Semoga Dia menuliskan akhir yang sesuai dengan harapan kita.
                Aku tidak akan meninggalkanmu. Saat ini, aku akan tetap berada disampingmu, menjadi orang yang selalu ada untukmu dan memberikan semangat untukmu. Aku ingin membuatmu bahagia. Yah, mulai saat ini semua akan berbeda. Aku tak akan menjadi diriku yang tak peka  lagi. Aku menghargai setiap kebaikanmu. Mulai saat ini. Dan akan seperti itu sampai saatnya tiba. Entah kapan itu, hanya Dia yang tau. Tak perlu dipikirkan, hanya cukup melakukan yang bisa dilakukan untuk saat ini. Melakukan sebaik mungkin.  Karena aku ingin jika saatnya tiba, aku masih ingin menjadi semangat untukmu.
“ Terima Kasih “, terima kasih kepadamu yang telah begitu baik denganku, hingga akupun tak mampu membalas semua kebaikanmu. Terima kasih sudah menjadi orang yang begitu sabar atas segala tingkahku. Terima kasih sudah mau menjadi tempatku berkeluh kesah, terima kasih sudah memberikan tempat untukku, terima kasih untukmu.



Rumah Kedua, IM-K4
Tulisan pertama di tahun 2012
29/01/2011
23.24 WIB

2 komentar:

  1. yah terkadang jiwa empati kita menghilang ketika tak mengulangi semua yang pernah terjadi

    BalasHapus
  2. inilah hidup...
    kadang sadar,
    kadang nggak sadar,
    nggak jelas
    :D

    lanjutkan nak..

    BalasHapus