Selasa, 10 Mei 2011

GMM, sekali ini kau keren

Malam ini terukirsejarah baru dalam benakku, aku kaget, terkejut, histeris, terperanjak  dan semuanya. Sudah tak ku pedulikan dia yang “berbeda” duduk disebelah dia yang lainnya. Hanya satu tujuan mataku, deretan orang-orang yang duduk di depan, menghadap ke arah kami. Mereka yang mengakui siap menjadi ketua UKM jurnalistik dengan segala visi dan misinya. Dari empat calon aku hanya melihat sekilas, semuanya aku kenal dan hanya menanggapi argumennya sesekali itupun hanya dengan teman sebelahku. Sedangkan perhatian sepenuhnya tercurahkan pada seseorang yang duduk di sisi paling kiri deretan kandidat tadi, seseorang dengan jaket hitam kesayangannya dan potongan rambutnya yang baru duduk dengan tenang, mungkin dalam hatinya sedang bergejolak.  Agak tak percaya juga melihat dia duduk diantara mereka.

                Satu persatu pertanyaan untuk mengetes seberapa kuatnya kandidat satu dibandingkan kandidat lainnya pun meluncur bak busur panah. Berikut beberapa kutipan  pertanyaan yang berhasil mengenai sasaran dengan tepat. Seberapa siapkah Anda menjadi ketua UKM Jurnalistik? Apa kelebihan Anda dibandingkan UKM yang lain? Apa yang akan Anda lakukan jika terjadi keterlambatan pelaksanaan tugas? Satu persatu kandidat menjawab dengan sesempurna mungkin, merangkai kata-kata, berusaha meyakinkan semua orang yang saat itu berada di ruang 403. “Saya akan membuat gebrakan baru bagi UKM jurnalistik dan saya akan mengantisipasi segala bentuk keterlambatan sehingga keterlambatan tidak akan terjadi, jawaban salah satu kandidat terkuat yang digadang-gadang menjadi ketua UKM Jurnalistik”.  “Saya siap 100% dan saya merasa saya adalah salah satu anggota teraktif dalam kegiatan UKM Jurnalistik”, jawaban kandidat lain yang tak kalah meyakinkan. “Saya akan menjadikan UKM Jurnalistik lebih kreatif dengan melaksanakan proker-proker tak hanya mading, namun blog dan juga web, saya merasa mempunyai kreativitas untuk mengembangkan UKM Jurnalistik”, satu-satunya kandidat cewek pun tak mau kalah dalam berargumen.
 
              "Saya ingin menerapkan ‘liberalisme’, yaitu kebebasan bagi anggota untuk berkreasi. Untuk keterlambatan saya akan mentolelir asalkan bisa mencover pekerjaan lain. Saya tidak ada kelebihan dan saya siap 5% untuk menjadi ketua dan jika saya terpilih maupun tidak terpilih saya biasa saja. Maka jangan pilih saya. Hehehe “

                Jangan salah, justru kalimat itulah yang membuatku dan kedua temanku memilihnya. Dia boleh tak siap 100% ataupun 80% layaknya kandidat lain. Dia boleh tak memiliki visi dan misi yang menggunung, dia juga boleh tak pandai merangkai kata-kata yang meyakinkan orang lain untuk memilihnya. Dia boleh melakukan apapun, menjawab apapun ketika dia berada di depan. Bahkan aku selalu menegur teman-teman lain jika mengomentari jawabannya. Dia boleh siap hanya 5%, tak apa karena semuanya dimulai dari bawah.

                Semua orang boleh tak mengira ia tak sungguh-sungguh, toh itu memang benar, “Saya hanya mewakili kelompok satu untuk menjadi kandidat ketua”, itu alasan utama dia mencalonkan diri.  Seorang teman boleh menegurnya dan mengatakan “Kau tak boleh begitu jika di depan”, ya memang benar, jika dilihat dari organisasi yang benar-benar serius memang dia kurang terlihat benar-benar berminat.

                Namun satu momen yang mungkin jarang terjadi, melihat dia yang selalu sibuk bermain game , mendengarkan musik, terkesan cuek dan masa bodoh dengan apa yang dilakukan orang lain serta tak mau menampakkan dirinya seketika menjadikan dirinya pusat perhatian, walaupun untuk beberapa menit.

                Dia pintar walaupun tak jarang aku melihatnya belajar. Dia cepat menangkap penjelasan dosen meskipun dia hanya bermain game online ketika dosen menjelaskan. Yang aku ingat aku pernah bertanya kenapa dia tak pernah memperlihatkan kemampuannya, bukan untuk sombong, setidaknya agar orang diluar sana tau.  Dan dia hanya berkata tak suka memperlihatkan kepada orang lain, tak ada gunanya. Inilah dia, dia yang tak sombong tapi terkadang menyebalkan :p. Aku tersenyum, batinku berkata mungkin mereka tak tahu kau yang sebenarnya namun beruntungnya aku bisa tau sedikit tentang kelebihanmu. “Terlihat biasa saja namun sebenarnya bisa luar biasa”.

                “ Jika saat ini kau memilih untuk tak menunjukkan kepada dunia siapa dirimu, aku yakin suatu saat nanti dunialah yang akan mengarahkan pandangannya kepada dirimu dengan semua impian yang sudah dalam genggamanmu”

                 To GMM :  jangan terhanyut dalam pujian, sebenarnya kritiklah yang membangun dan pujian terkadang menjerumuskan jika kau tak bisa menempatkannya dengan tepat. Tak bermaksud menjerumuskanmu, namun malam ini aku benar-benar surprise melihatmu duduk di depan. Hanya sebatas apresiasi dariku, semoga bisa menjadikanmu lebih bersemangat karena kamu tentu tahu “Kita boleh diam namun sesekali menunjukkan diri pun perlu”. Setidaknya awal yang bagus untukmu. Tak kau lihat betapa hebohnya aku dan saudara perempuanmu yang lainnya melihatmu berbicara di depan. Unforgetable moment .. Ada sesuatu dalam dirimu jika kau siap tunjukkanlah. Namun kami pun sudah merasa senang melihatmu yang sekarang. Be your self and you will look so misterious like your new hair :p

*note PENTING!!!! : ra lah kepedeen, aku ki emang lagi pgen ngapik2 ue atas opo sing mbuk lakoni bengi iki. :P

~ di atas persegi panjang deket tembok~

                21.32 WIB

2 komentar: