Kamis, 03 Februari 2011

Renungan malam ini


03-02-2011
Renungan malam ini.
Sendirian di kosan, ditinggal teman kos pergi adalah saat yang sangat tepat untuk merenung. Aku melaju menuju rumah dengan motorku yang bernama “Ova” setelah mengantarkan temanku ke suatu tempat. Tiba-tiba ada suatu hal yang merasuki pikiranku. Satu kata yang mungkin selama ini masih saja tak aku sadari telah lama menempel di pikiranku “Childish”. Childish tak berarti kekanak-kanakan seperti anak berumur belasan tahun, namun childish ini berarti masih terlalu manja dan kurang bisa bersikap dewasa. Mungkin hal itu yang aku rasakan saat ini.
Aku masih selalu mengatakan apapun yang terjadi padaku kepada orang tuaku, walaupun itu hal yang sepele. Aku gak tahu apakah aku bisa tidak mengatakannya kepada ibuku, hatiku bergejolak jika tak mengatakannya, rasanya lega jika aku sudah bercerita. Namun sungguh memalukan jika aku ingat apa yang aku katakan pada ibuku. Tak seharusnya seorang yang berusia 19 tahun masih suka mengadu kepada orang tuanya. Bahkan saat sakit pun ibuku masih menyuruhku minum obat anak-anak, dengan perhatian ekstra yang aku rasa membuatku semakin manja. Aku sudah berkomitmen untuk memilih tinggal di Jakarta agar bisa belajar lebih dewasa, Tapi tampaknya kedewasaan yang aku harapkan masih jauh dari kenyataan saat ini.
Aku yang sok bersikap dewasa namun nyatanya belum bisa. Terkadang di depan teman-temanku aku mencoba dewasa, namun susah. Aku masih sering terlihat kekanak-kanakan. Suka bercanda yang berlebihan, kurang bisa menempatkan diri dalam situasi tertentu. Dan yang paling parah adalah aku susah sekali untuk bisa memahami teman-temanku dengan segala sifat mereka. Aku yang sering tersinggung, masih memaksakan egoku, yang masih egois dan manja kepada teman-temanku. Yang tidak tegas, yang mudah emosi, yang sering panik dan menyebalkan.
Sebenarnya rasanya kaku menuliskan semua ini, namun itulah yang aku rasakan. Aku akan mencoba mengubahnya. Mencoba dewasa. Mungkin orang tuaku selalu memberi perhatian ekstra dan memanjakannku, aku telah terbiasa dengan semua itu. Aku pun tak ingin menghilangkannya, hanya ingin menjadi lebih dewasa. Aku akan tetap menjadi diriku, namun menjadi diriku yang lebih baik.. Ah, celoteh ini memang tak jelas..
Aku merasa semakin jauh dari orang tuaku, aku tak makin dewasa. Namun makin manja, Haduh sungguh payah diriku. Betapa sabarnya teman-temanku yang mau menerimaku dengan segala sikap anehku.
Aku beruntung memiliki mereka, dan malam ini aku beruntung karena ALLAH mengingatkanku  agar aku mengubah sifatku selama ini..
Buat sistaku, makasih dengan kebiasaanmu telah menyadarkanku betapa aku harus lebih dewasa, aku bersyukur bisa tinggal bersamamu. Semoga dengan selalu melihat kebiasaanmu bisa menjadi pengingat untukku..
Perbedaanku dengan sistaku: “Dia selalu mengatakan keadaan terbaiknya kapanpun orang tuanya menelpon, apapun itu. Sedangkan aku lebih sering mengatakan keadaan-keadaan jelekku kepada orang tuaku”..
“Kata orang, Menjadi tua adalah pasti namun menjadi dewasa adalah suatu pilihan.”
 Aku memilih untuk menjadi dewasa.

0 comments:

Posting Komentar